Wearemania.net - Panpel
nampaknya perlu mengevaluasi tiketnya. Dalam laga Arema Indonesia
melawan Sriwijaya FC kemarin terdapat banyak Aremania yang tidak lolos
scan tiket, alias membeli tiket palsu.
Keberadaan tiket palsu baik yang bisa masuk ataupun tidak inilah yang membuat Aremania merasa gusar atas praktek ini, apalagi dicalo, semakin malam harga tiket semakin melambung.
"Tiket palsu bisa jadi ada sam, empat nawak dari Aremania Pakis tidak bisa masuk ke stadion jam 16:30 karena empat tiket yang dibeli tidak bisa masuk stadion, kita juga tidak bisa masuk stadion karena penjaga sudah menutup seluruh stadion. Padahal kita memegang tiket asli dari panpel," kata Ronny Wenas, Aremania Transformer yang tidak bisa masuk ke stadion karena tribun sudah penuh kepada WEAREMANIA.
Selain komunitas Aremania Transformer, juga ada komunitas This is Arema yang juga tidak bisa masuk. Pun juga dengan beberapa komunitas Aremania lain yang memegang tiket namun tidak bisa masuk seperti Aremania Pakis dan Aremania yang berangkat secara individual.
Perkataan Wenas sangat benar sekali, karena ketika prematch konference, Abdul Haris menyatakan mencetak tiket sebanyak 33.000, namun sangat unik manakala jumlah suporter yang memadati Kanjuruhan dari catatan resmi PT Liga Indonesia sebanyak 40.002.
"Kami datang ke sini, karena kami sangat kecewa dengan layanan tiket yang ada di gate 10 karcis ekonomi atau belakang. Mereka secara tiba-tiba menutup pelayanan tiket, padahal di hari-hari sebelumnya tidak pernah terjadi. Hal inilah, yang membuat kami dari komunitas This is Arema dan Arema Transformer, akhirnya sepakat untuk nonton bareng di Malang Post," kata Gagah Surya dikutip dari Malang Post.
Berapa pun harga tiket di petugas layanan, kami tetap akan membeli. Kami lebih suka dengan ketertiban yakni membeli langsung kepada petugas tiket dari pada harus membeli dari orang lain seperti calo. Inilah yang kemudian membuat kami lebih memilih untuk pulang dan memberikan dukungan dari luar stadion, imbuhnya.
Usai melakukan nonton bareng, empat puluh lembar tiket yang sudah dibeli pun akhirnya dibuang didepan halaman kantor Arema sebagai bentuk ketidakpuasan layanan panpel.
Keberadaan tiket palsu baik yang bisa masuk ataupun tidak inilah yang membuat Aremania merasa gusar atas praktek ini, apalagi dicalo, semakin malam harga tiket semakin melambung.
"Tiket palsu bisa jadi ada sam, empat nawak dari Aremania Pakis tidak bisa masuk ke stadion jam 16:30 karena empat tiket yang dibeli tidak bisa masuk stadion, kita juga tidak bisa masuk stadion karena penjaga sudah menutup seluruh stadion. Padahal kita memegang tiket asli dari panpel," kata Ronny Wenas, Aremania Transformer yang tidak bisa masuk ke stadion karena tribun sudah penuh kepada WEAREMANIA.
Selain komunitas Aremania Transformer, juga ada komunitas This is Arema yang juga tidak bisa masuk. Pun juga dengan beberapa komunitas Aremania lain yang memegang tiket namun tidak bisa masuk seperti Aremania Pakis dan Aremania yang berangkat secara individual.
Mural Protes Aremania Kepada Panpel (Foto: This Is Arema)
"Secara
aktual tiket dicetak 33.000 tapi kenapa stadion tidak bisa dimasuki
oleh pemegang tiket, kemungkinan ada dua, portir curang dan tiket palsu.
Untuk portir curang sementara tetap ada karena beberapa kawan yang ada
ditribun bercerita jika banyak Aremania yang tidak memakai gelang,
sedang untuk tiket palsu sudah ada buktinya kan," urai Wenas.Perkataan Wenas sangat benar sekali, karena ketika prematch konference, Abdul Haris menyatakan mencetak tiket sebanyak 33.000, namun sangat unik manakala jumlah suporter yang memadati Kanjuruhan dari catatan resmi PT Liga Indonesia sebanyak 40.002.
40.002 Tercatat Di Situs PT LI
Beberapa
Aremania pun akhirnya memutuskan pulang, ada pula beberapa diantaranya
yang mampir ke kantor Malang Post untuk menggelar nobar dadakan."Kami datang ke sini, karena kami sangat kecewa dengan layanan tiket yang ada di gate 10 karcis ekonomi atau belakang. Mereka secara tiba-tiba menutup pelayanan tiket, padahal di hari-hari sebelumnya tidak pernah terjadi. Hal inilah, yang membuat kami dari komunitas This is Arema dan Arema Transformer, akhirnya sepakat untuk nonton bareng di Malang Post," kata Gagah Surya dikutip dari Malang Post.
Berapa pun harga tiket di petugas layanan, kami tetap akan membeli. Kami lebih suka dengan ketertiban yakni membeli langsung kepada petugas tiket dari pada harus membeli dari orang lain seperti calo. Inilah yang kemudian membuat kami lebih memilih untuk pulang dan memberikan dukungan dari luar stadion, imbuhnya.
Usai melakukan nonton bareng, empat puluh lembar tiket yang sudah dibeli pun akhirnya dibuang didepan halaman kantor Arema sebagai bentuk ketidakpuasan layanan panpel.